Laporkan Masalah

POTENSI DEBIT ALIRAN SUB DAS MAYONG UNTUK MENDUKUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO DI SEDAU, LOMBOK BARAT

SITI FATHONAH ARMILAH, Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si.

2016 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Sub DAS Mayong merupakan bagian hulu DAS Babak di Pulau Lombok. Wilayah ini sangat penting dalam menopang kehidupan karena merupakan kawasan lindung bagi daerah di bawahnya. Namun, ancaman tekanan penduduk terhadap hutan sangat tinggi sehingga lahan kritis di Sub DAS Mayong mencapai 490 ha. Tahun 2006 di Sub DAS Mayong mulai dikembangkan pengelolaan DAS untuk pembangkit listrik. Hal tersebut merupakan salah satu upaya mengatasi permasalahan yang terjadi melalui program jasa lingkungan hutan, mengingat sebagian besar masyarakat di Sub DAS Mayong belum dapat menikmati listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan lengkung aliran Sub DAS Mayong, mengetahui potensi debit aliran untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, dan mengetahui hubungan karakteristik hujan dengan debit puncak. Metode velocity area digunakan untuk pengukuran debit aliran yang kemudian dianalisis sehingga didapatkan persamaan lengkung aliran. Lengkung aliran digunakan untuk mengubah data TMA dari AWLR menjadi debit. Ketersediaan air sungai dihitung berdasarkan debit andalan 80% (Q80) yang didapat melalui konversi AWLR sejak Juni 2014 hingga April 2016 dengan metode Flow Duration Curve. Debit puncak dianalisis dengan hidrograf aliran. Data karakteristik hujan diperoleh dari data sekunder kemudian diuji korelasi dengan debit puncak melalui software SPSS dan Sigmaplot. Persamaan lengkung aliran yang dihasilkan adalah Q=2,4135(TMA)^1,24 dengan R^2=0,8244. Potensi debit yang dapat digunakan untuk pengembangan PLTMH sebesar 0,41 m3/detik. Karakteristik hujan yang paling berkorelasi dengan debit puncak di Sub DAS Mayong adalah tebal hujan dengan persamaan Qp= 0,1050(P)^0,6419 yang memiliki nilai (R^2)=0,7705.

Mayong catchment is a part of upstream area of Babak watershed in Lombok Island. The role of Mayong catchment area is very important for the lowland areas. The threat from land use changes for agriculture activities and settlement are very high and increase the critical land to 490 ha. In 2006, watershed management is developed for power plant in Mayong Sub Watershed. It is an effort to solve problems through ecosystem services programmes in forest, given that few people in Mayong catchment area have not used electricity. This research aimed to investigate discharge rating curve, the discharge potential for Micro Hydro Power Plant, and to analyse the relationship between rainfall characteristics and peak discharge. Velocity Area Method was used to calculate discharge flow and then it was analysed to obtain discharge rating curve equation. The equation was used to transform water level data from AWLR to discharge data. Water availability of the water was calculated based on discharge potential of 80% (Q80) which was obtained from the conversion of AWLR since June 2014 until April 2016 with Flow Duration Curve Method. Peak discharge was analysed with stream discharge hydrograph. Rainfall characteristics data were obtained from secondary data, then it was correlation tested with peak discharge by SPSS and Sigmaplot software. The discharge rating curve raised from this research was Q=2,4135(H)^1,24 which has R^2=0,8244. Potency of discharge that can be used to development of Micro Hydro Power Plant was 0,41 m3/sec. The most correlated rainfall characteristic with peak discharge in Mayong catchment area was rainfall depth with equation of Qp= 0,1050(P)^0,6419, which has R^2 value of 0,7705

Kata Kunci : Lahan Kritis, Jasa Lingkungan Hutan, Karakteristik Hujan, Potensi Debit, Debit Puncak/ Critical Land, Ecosystem Services, Peak Discharge, Discharge Potential, Rainfall Characteristic