Laporkan Masalah

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN MODEL DAERAH ALIRAN SUNGAI MIKRO (MDM) WATUGEDE KABUPATEN GUNUNGKIDUL

THATIT TRI JALUPUTRA, Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Sc

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Model DAS mikro adalah areal model pengelolaan DAS terpadu dalam luasan yang relatif kecil yang digunakan untuk memperagakan proses partisipatif dalam pengelolaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, teknik-teknik konservasi tanah dan air, usaha tani yang sesuai dengan kemampuan lahan, sosial ekonomi dan kelembagaan masyarakat. Permasalahan utama di MDM Watugede yaitu pada musim penghujan terjadi longsor dan pada musim kemarau terjadi kekeringan. Longsor dan kekeringan memberikan dampak negatif bagi aktivitas penduduk dan sumberdaya alam yang ada di MDM Watugede. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status daya dukung lingkungan yang dimiliki oleh MDM Watugede. Survei dilakukan kepada responden menggunakan teknik systematic rendom sampling. Informasi yang diperoleh dari responden adalah jenis dan volume penggunaan air, serta konsumsi beras. Data pendukung diperoleh dari Balai Penyuluh Pertanian Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Gedangsari dan Kecamatan Nglipar. Penentuan status daya dukung lingkungan menggunakan rumus supply and demand yang terdapat dalam Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No 17 Tahun 2009 yaitu membandingkan antara ketersediaan dengan kebutuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa status daya dukung lingkungan MDM Watugede dilihat dari aspek daya dukung air terdapat tiga (3) status yaitu surplus terjadi dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni dan dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember, aman bersyarat terjadi pada bulan Juli, dan defisit terjadi pada bulan Agustus dan September. Untuk status daya dukung lingkungan dilihat dari aspek daya dukung lahan MDM Watugede memiliki status surplus. Di dalam penerapannya status daya dukung tersebut masih memerlukan pertimbangan mengingat penelitian ini merupakan tahap awal dari daya dukung lingkungan

Micro catchment model is an area of catchment management model in relatively small area used to a participatory process in the management of forest and land rehabilitation activities, techniques of soil and water conservation, farmer in accordance with the ability of land, social-economic and community institutional. There are major problem in Watugede micro catchment model, such as landslides and the drought. It has negative impact to community activites and the natural resources in the Watugede micro catchment model. This aimof study is to determine the status of environmental capacity in Watugede micro catchment model. Respondent survey was conducted to using systematic random sampling. The information obtained from the respondents were the type and volume of water use, and consumption of rice. Supporting data was obtained from the Office of Agricultural Extension Officers Farm and Forestry of Gedangsari and Nglipar sub-Regencies. Environmental carrying capacity status was determined by the formula of supply and demand in the Minister of Environment Regulation No 17 of 2009 which compares the supply with demand. The results showed that the status of environmental carrying capacity in Watugede micro catchment model seen from the aspect of water carrying capacity consist of three (3) status. There were surplus status which occurred from January to June and from October to December, secure occurred in July, and deficits status occured in August and September. For environmental carrying capacity status from the aspect of land carrying capacity in has surplus status. In the implementation of this carrying capacity status still requires consideration, in due to this study was an early stage of the environmental carrying capacity study

Kata Kunci : DAS, Daya dukung, air, lahan;Catchment, carrying capacity, water, land