Laporkan Masalah

Rinitis alergi sebagai faktor resiko gangguan fungsi tuba auditiva

WULANDARI, Dian Paramita, dr. DA Edhie Samodra, Sp.THT-KL(K)

2010 | Tesis |

Rinitis alergi merupakan suatu kasus penyakit yang cukup sering terjadi pada praktek Telinga Hidung Tenggorok (THT), dan dapat menimbulkan komplikasi yang cukup berat. Prevalensi rinitis alergi mencakup sekitar 10-25% populasi, sehingga penting untuk mengetahui risiko apa saja yang dapat diakibatkan oleh penyakit ini sehingga dapat dilakukan pencegahan maupun penanganan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan rinitis alergi sebagai faktor risiko terjadinya gangguan fungsi tuba auditiva. Cara penelitian dilakukan dengan melakukan timpanometri pada pasien Poli THT RS Dr. Sardjito, kemudian dibagi menjadi kelompok dengan gangguan fungsi tuba dan kelompok tanpa gangguan fungsi tuba. Kedua kelompok kemudian dilakukan tes alergi untuk mengetahui adanya alergi pada pasien tersebut. Data pasien kemudian diolah secara statistik untuk mengetahui adanya faktopr risiko gangguan fungsi tuba auditiva pada penderita rinitis alergi. Desain penelitian ini adalah case-control. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dan uji t tidak berpasangan.

Allergic rhinitis is a common case found in everyday practice of Ear Nose and Throat (ENT) practice, and can cause quite significant complications. The prevalence of allergic rhinitis account approximately 10-25% of population, Which can cause such an impact on patient quality of life as well as health costs. ENT practitioner needs to know the possible complications that could happened from having allergic rhinitis. Prevention and management of allergic rhinitis is important to avoid those complications. The goal of this study is to determine allergic rhinitis as a risk factor for eustachian tube dysfunction. Study iscommence by doing tympanometri measurement to all patient in ENT way clinic of Dr. Sardjito Hospital. Patients are divided into two group, cases and controls. Cases are a group of patient with eustachian tube dysfunction, while control group consists of patients without eustachian dysfunction. All pateints then undergo skin prick test to determine the allergy status. Patients data are then being process and analyze with statistic measures to determine allergic rhinitis as a risk factor for eustachian tibe dysfunction. The study design is case-control. Statistic analysis using chi-square test and unpaired t test.

Kata Kunci : Rinitis alergi,Tuba auditiva,Timpanometri


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.