Penggunaan lahan di Sub DAS Temon disinyalir tidak sesuai dengan peruntukannya dan kemampuan daya dukungnya serta tidak disertai praktek-praktek konservasi tanah dan air yang benar sehingga dapat menyebabkan degradasi sumberdaya air dan tanah. Salah satu metode untuk mengavaluasi kualitas DAS adalah dengan pendekatan prakiraan erosi.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai erosi tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar erosi tahunan dan menentukan alternatif arahan koservasi tanah di Sub DAS Temon. Penelitian dilakukan di Sub DAS Temon yang secara administratif berada di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan untuk menghitung besar erosi tahunan adalah metode USLE (Universal Soil Loss Equation) . Penentuan arahan konservasi tanah dilakukan dengan cara memandingkan nilai erosi tahunan dengan nilai erosi yang diperbolehkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata erosi aktual yang terjadi di Sub DAS Temon sebesar 85,83 ton/ha/tahun. Penggunaan lahan berupa sawah menyumbangkan erosi terkecil dengan nilai 0,24 ton/ha/tahun. Sedangkan tanah terbuka mengalami erosi terbesar, yaitu 969,34 ton/ha/tahun. Wilayah Sub DAS Temon yang tidak memerlukan alternatif arahan konservasi seluas 2355,36 ha atau 34,47 % wilayah Sub DAS Temon. Sedangkan 4477,86 ha atau 65,53 % sisanya memerlukan arahan konservasi tanah untuk menekan laju erosi. Alternatif arahan yang ditawarkan adalah A (tetap), B (C diubah menjadi hutan alam seresah banyak, sedangkan P tetap), C (C diubah menjadi kebun campur dengan kerapatan tinggi dan P diubah menjadi teras gulud ketela pohon), D (C diubah menjadi tegalan dengan tanaman jagung dan kacang, sedangkan P diubah menjadi teras gulud : jagung-kacang + mulsa sisa tanaman) dan E (C tetap, sedangkan P diubah menjadi teras gulud : jagung-kacang + mulsa sisa tanaman). Alternatif yang dapat diterapkan untuk lahan pemukiman adalah Alternatif C. Untuk tegalan Alternatif D. Untuk tegalan bersemak disarankan Alternatif E dan. Untuk hutan berkerapatan sedang disarankan Alternatif B. Untuk tanah terbuka disarankan Alternatif B atau D.

Previous study in Temon Sub-Watershed indicated that land utilizations in this areas were not appropriate with their land functions, their land capabilities, and not adequate in applying soil conservation practices. This condition might cause water and soil resource degradation, as well as the decline of the catchment area quality. One of the methods to evaluate the decline of the catchment area quality is by using the approach of erosion prediction. Therefore, it was necessary to conduct a research to study the annual erosion. The objectives of the research were to predict the annual soil erosion of the area and to determine soil conservation practices in order to control the soil erosion. The research was conducted in Temon Sub-Watershed, in the area of Wonogiri regency, the province of Central Java. The research applied the USLE method to predict the erosion values (A). The base to determine soil conservation practices was conducted by comparing the erosion values (A) with the values of the tolerable soil erosions (T). The results of the research showed that the annual erosion of Temon Sub-Watershed was 85,83 ton/ha/year. The rice field contributed the lowest annual erosion at 0,24 ton/ha/ year , meanwhile the bare-land contributed the highest annual erosion at 969,34 ton/ha/jee year . Some areas of the Temon Sub-Watershed, which were 2355,36 ha (34 %) were under the values of the tolerable soil erosions (T); and the rest of the 65,53 % exceeded them, these areas therefore need directives of soil conservation practices. Alternatives of the directives were A, B, C, D, and E. A means that the land utilization is unchanged. B means that C is changed to be natural forest with ground cover, whereas P is unchanged. C means that C is changed to be high density mixed yard, whereas P is changed to be broad-based terrace:cassava. D means that C is changed to be farm land: corn + peanut, whereas P is changed to be broad-based terrace. E means that C is unchanged, whereas P is changed to be broad-based terrace : corn + peanut + litter mulch. Alternative B is suggested for forest areas, alternative C is for settlement areas, alternative D is for dry farm land. To control erosion in the bare-land is suggested to apply alternatives B or D.

Kata Kunci : Daerah Aliran Sungai, Universal Soil Loss Equation (USLE), erosi