Kebutuhan dan persaingan manusia akan penggunaan lahan yang selalu meningkat, memerlukan upaya pengelolaan yang serius untuk menghindari potensi konflik sumberdaya lahan. Keberadaan lahan-lahan terbuka perlu dimanfaatkan sebagai alternatif untuk pengembangan hutan rakyat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Analisis kesesuaian lahan sebagai penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu, diperlukan dalam pengembangan hutan rakyat. Penelitian dilakukan di Sub DAS Temon, kecamatan Batuwarno dengan lokasi di lahan terbuka. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan beberapa jenis tanaman kehutanan berdasarkan karakteristik dan kualitas lahan di sub DAS Temon dan menentukan jenis tanaman kehutanan yang sesuai untuk pengembangan hutan rakyat di sub DAS Temon. Kesesuaian lahan dilakukan dengan metode matching atau pembandingan yaitu membandingkan antara persyaratan tumbuh tanaman yang dipilih dengan karakteristik dan kualitas lahan. Jenis tanaman yang dipertimbangkan adalah jati (Tectona grandis), akasia (Acacia auriculiformis), mahoni (Switenia mahagoni), sengon (Albizia falcataria), dan kayu putih (Melaleuca leucadendron). Penelitian dilakukan dengan membagi daerah penelitian menjadi sembilan (9) satuan unit lahan melalui penampalan (overlay) dari peta jenis tanah, peta kelerengan, peta penggunaan lahan dan peta curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan dalam kondisi aktual seluruh tanaman yang dipertimbangkan mempunyai kelas kesesuaian lahan tidak sesuai permanen (N2) untuk seluruh unit lahan. Salinitas menjadi faktor pembatas dominan seluruh jenis tanaman. Disusul dengan tingkat bahaya erosi yang menjadi faktor pembatas untuk semua jensi tanaman diseluruh unit lahan kecuali unit lahan ALiM 1. Kedalaman akar sebagai faktor pembatas semua jenis tanaman yang khusus di unit lahan jenis tanah litosol. Ketersediaan air menjadi faktor pembatas untuk tanaman sengon dan mahoni di seluruh unit lahan. Kata kunci : kesesuaian lahan, hutan rakyat, matching.

Human needs and the competition on the ever increasing use of land, require the management of a serious effort to avoid potential conflicts of land resources. The existence of bare lands should be used for the development of community forests in order to improve forest surrounding communities’ welfare. Land suitability as a depiction of the suitability level for a particular use, is needed in the development of community forests. Research was conducted in Tem Sub-watershed, Batuwarno sub-district located in an bare land. This research aims to analyze land suitability for various forestry plant species based on Temon sub-watershed land characteristic and quality for the development of community forest in Temon sub-watershed. Land suitability was conducted with matching method or comparison, which is comparing choosen plant growth requirements with land characteristics and qualities. Plants that are considered are teak (Tectona grandis), acacia (Acacia auriculiformis), mahagony (Switenia mahagoni), Albizia (Albizia falcataria), dan cajeput tree (Melaleuca leucadendron). Research was conducted by dividing research location into nine land unit by overlaying soil type map, slope map, land use map and rainfall map. The result of this research shows that actual condition of considered plant has a permanent not suitable (N2) land suitability class for all land units. Salinity became a limiting factor for all plant species. Followed by the erosion rate becomes a limiting factor for all types of crops throughout the land unit except for land unit ALim 1. The depth of the root as a limiting factor of all plants in soil litosol land unit types. Water availability became a limiting factor for albizia and mahagony in all land units. Keywords : land suitability, community forest, matching

Kata Kunci : kesesuaian lahan, hutan rakyat, matching