Laporkan Masalah

PENDUGAAN EROSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GEOWEPP DI SUB DAS PABELAN

MUHAMMAD FAROUQI, Dr. Ir Ambar Kusumandari, M.E.S

2015 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Sub Daerah Aliran Sungai Pabelan merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Progo yang berhulu pada daerah kawasan konservasi yaitu Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Gunung Merbabu. Pendugaan erosi digunakan untuk mengetahui tingkat erosi yang ditimbulkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, serta dapat digunakan untuk informasi yang penting dalam pengelolaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya erosi yang terjadi kawasan sub DAS dan menentukan teknik konservasi tanah dan air pada sub DAS Pabelan. GeoWEPP (Geospatial Interface for Water Erosion Prediction Project) merupakan model fisik simulasi kontinyu yang digunakan untuk memperkirakan tingkat erosi yang terjadi. GeoWEPP membutuhkan input empat kelompok data untuk dapat dijalankan yaitu : Data Iklim, Topografi, Tanah, dan Penggunaan Lahan. Untuk menentukan tindakan Konservasi Tanah pada sub DAS Pabelan digunakan software LCLP dan metode matching. Output dari software LCLP akan memberikan informasi kelas kemampuan lahan dan saran tindakan konservasi tanah bagi lahan yang dianalisa. Dari analisa data didapatkan nilai erosi sebesar 53,60 ton/ha/tahun pada pada kawasan hilir, 52,36 ton/ha/tahun pada kawasan Hulu Merbabu, dan 57,52 ton/ha/tahun pada kawasan Hulu Merapi. Usulan tindakan konservasi tanah di Sub DAS Pabelan adalah berupa pembuatan teras bangku, teras datar dan teras guludan. Zona rehabilitasi dan tradisional dilakukan konservasi secara vegetatif. Sedangkan zona inti dan zona rimba tidak dilakukan tindakan KTA.

Pabelan Sub Watershed is part of the Progo Watershed Area that has upstream in the Merapi National Park and Merbabu National Park. GeoWEPP Prediction model is used to determine the level of erosion caused by various factors and the model output is important information in the watershed management. This study aims to determine the erosion rate of sub-watershed area and to proporse the soil and water conservation technique in Pabelan sub-watershed. GeoWEPP (Geospatial Interface for Water Erosion Prediction Project) is a continuous simulation of physical models to estimate the rate of erosion. GeoWEPP requires four main input data : climate data, topography, soil and landuse. LCLP software and matching method are used to analyse the soil conservation strategies in Pabelan sub-watershed. The output of the software LCLP will provide landuse capability information and alternative for soil conservation strategy. The research resulted 53,60 tons/ha/year of erosion in the downstream area, 52,36 tons/ha/year in the upstream area of Merbabu, and 57,52 tons/ha/year in the upstream area of Merapi. Based on the above erosion rate, the soil conservation stategy in Pabelan sub-watershed were bench terrace, flat terrace and heap terrace. Soil conservation stategy in traditional and rehabilitation zone of national park use vegetation approach. Any soil conservation introduction in sanctuary zone and wilderness zone of national park is not permitted

Kata Kunci : Pendugaan Erosi, Erosi, GeoWEPP, LCLP, Konservasi Tanah, Taman Nasional Gunung Merbabu, Taman Nasional Gunung Merapi, Sub DAS Pabelan