Laporkan Masalah

INDEKS KEKERINGAN HIDROMETEOROLOGIS DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA DI KABUPATEN SLEMAN BAGIAN BARAT

MUHAMMAD YUSUF, Dr.Ir. Ambar Kusumandari. M.E.S.

2016 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Tingkat kekeringan pada Kabupaten Sleman Bagian Barat tiap tahunnya terus meningkat. Hal ini mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat sekitar dikarenakan kurangnya pasokan air bersih pada kawasan tersebut. Permasalahan ini berawal dari terjadinya perubahan penggunaan lahan pada beberapa kawasan yang semestinya tidak terjadi, sehingga kemampuan tanah dalam menahan air berkurang dan pada musim penghujan terjadi surflus sedangkan pada musim kemarau terjadi defisit air. Dengan adanya permasalahan ini maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kawasan Kabupaten Sleman Bagian Barat ini untuk mengetahui indeks kekeringan dan menentukan alternatif penanganannya yang sesuai pada berbagai jenis karakteristik kawasan yang terdapat di Kabupaten Sleman Bagian Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2015 di wilayah Kabupaten Sleman Bagian Barat, Yogyakarta. Pada kawasan penelitian terdapat sembilan kecamatan yaitu Turi, Tempel, Sleman, Seyegan, Mlati, Moyudan, Gamping, Godean dan Minggir dengan luas total 26.064,039 Ha. Metode analisis yang digunakan yaitu metode matching dan neraca air model Thornthwaite dan Mather. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan kecamatan di Kabupaten Sleman Bagian Barat, indeks kekeringan tertinggi terjadi di Kecamatan Seyegan pada kisaran curah hujan 2.500 - 3.000 yaitu sebesar 31,90376 % dan indeks kekeringan terrendah terjadi pada kecamatan Turi pada kisaran curah hujan 3.000 - 3.500 yaitu sebesar 8,38189 %. Untuk mengatasi tingginya indeks kekeringan ini, maka perlu dilakukan beberapa strategi konservasi air yang cocok pada kawasan ini seperti pembuatan sumur resapan, pembuatan embung dan penerapan agroforestri. Untuk strategi penanganan sumur resapan kecamatan yang diperkirakan cocok yaitu Turi (2.500 - 3.000); Sleman (2.500 - 3.000); Seyegan; Gamping; Minggir; Mlati dan Moyudan. Untuk pembuatan embung kecamatan yang diperkirakan cocok yaitu Turi dan Moyudan sedangkan untuk penerapan agroforestri kecamatan yang diperkirakan cocok yaitu Turi (2.000 - 2.500 dan 3.000-3.500), Tempel (2.500-3.000 dan 3.500-4.000), Sleman (2.500 - 3.000).

The level of dryness in the western part of Sleman Regency continue to increase each year. This resulted in the disruption of activity surrounding communities due to lack of clean water supply in the regency. This problem originated from changes in land use in certain areas that should not have happened, so the ability of soil to retain water decreases and the rainy season occurs surplus whereas in the dry season deficit occurs. Given this problem is necessary to conduct further research in the area of Sleman Regency West section to find out an aridity index and determine the appropriate treatment alternatives on different types of region characteristic contained in the western part of Sleman Regency. This research conducted in July - October 2015. Researchs location include nine kecamatan (region) are Turi, Tempel, Sleman, Seyegan, Mlati, Moyudan, Gamping, Godean and Minggir with a total area of 26.064,039 Ha. The analytical method used is the matchings method and water balance model of Thornthwaite and Mather. The results showed that of the nine kecamatan in the West Sleman are index aridity was highest in kecamatan Seyegan rainfall in the range of 2.500-3.000 in the amount of 31,90376 % and the lowest aridity index occurred in kecamatan Turi in the range of 3.000-3.500 rainfall at 8,38189 %. The way to manage rate of the aridity index, there should be some sort of suitable water conservation strategies in the region such as sumur resapan, Embung and application of agroforestry. Sumur Resapans strategy complay at Turi (2.500-3.000); Sleman (2.500-3.000); Seyegan; Gamping; Minggir; Mlati and Moyudan. Embungs strategy complay at Turi and Moyudan while for the application of agroforestry complay at Turi (2.000-2.500 and 3.000-3.500), Tempel (2.500-3.000 and 3.500-4.000), Sleman (2.500-3.000).

Kata Kunci : Indeks Kekeringan, Neraca Air